Beberapa minggu lalu pemerintah Indonesia secara resmi menaikkan harga BBM bersubsidi. Hal tersebut dilakukan agar dapat memangkas subsidi BBM yang semakin hari meningkat seiring dengan harga minyak dunia yang terus mengalami kenaikan secara year-on-year.
Seperti diketahui alokasi APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) setiap tahunnya dapat dialokasikan untuk berbagai kepentingan, baik untuk pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia, hingga bantuan sosial bagi masyarakat.
Namun, sebelum membahas mengenai alasan utama kenapa BBM bisa naik, serta dampaknya terhadap masyarakat. Berikut akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai APBN itu sendiri.
Mengenal APBN
Secara khusus pengertian APBN jika mengacu pada pasal 23 ayat 1 UUD 1945 (perubahan) adalah rencana pengeluaran dan penerimaan negara tahun mendatang yang dihubungkan dengan rencana dan proyek jangka panjang.
Disebutkan, APBN adalah pengelolaan keuangan negara setiap tahun yang ditetapkan dengan undang-undang. APBN dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab serta ditujukan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Bagi Anda yang ingin mengetahui laporan APBN tahun lalu 2021 dari pemerintah pusat dapat melalui halaman berikut. Berikutnya jika Anda ingin mengetahui APBN tahun 2022 bisa dilihat melalui link berikut.
Nah, dari tujuannya saja sudah sangat jelas bahwa APBN ini bertujuan untuk memakmurkan rakyat. Dengan demikian, benar istilah “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. Selain itu, sumber dana APBN juga berasal dari rakyat melalui pajak serta pendapatan lain dari negara.
Lebih lanjut, pengertian APBN juga dijabarkan dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Dalam UU tersebut, yang dimaksud dengan APBN adalah meliputi lima hal sebagai berikut:
- Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR.
- APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan.
- Periode APBN berlaku selama satu, terhitung mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
- APBN Ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang.
- APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Sebelum disahkan, APBN bernama Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN. RAPBN ini selanjutnya dibahas bersama antara DPR dan perwakilan pemerintah. Ada beberapa siklus pembahasan APBN yang terbilang sangat panjang dan melibatkan banyak pihak. Selama pembahasan anggaran, disusun rencana anggaran yang biasanya dibahas di tingkat komisi DPR dengan kementerian/lembaga negara terkait yang jadi pengguna anggaran.
Misalnya ketika DPR akan menetapkan anggaran untuk dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), maka mereka juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal tersebut juga berlaku bagi mereka kebutuhan lainnya, misalnya anggaran dalam pembangunan maupun bantuan bagi rakyat melalui Baksos (Bantuan Sosial) yang biasanya dirancang terlebih dahulu bersama dengan Kementerian Sosial.
Kemudian, lalu apa hubungannya antara APBN ini dengan kenaikan harga BBM? Jawabannya tentu sudah jelas. Selama ini, BBM subsidi yang kita konsumsi itu kenapa harganya kok tetap stabil, padahal harga minyak dunia itu sedang naik-naiknya.
Sebenarnya jika dilihat dari tahun 1971 hingga sekarang, harga minyak dunia memang mengalami pola naik-turun. Tertinggi ada di tahun 2008 yaitu pada saat adanya Global Financial Collapse.
Kemudian mari kita lihat data dari tahun sebelum-sebelumnya mengenai harga minyak dunia dan anggaran APBN untuk subsidinya juga.
Pada grafik tersebut, harga minyak mentah dunia terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun (data 2005-2015). Ya, selama sepuluh tahun terakhir harga minyak mentah dunia terus mengalami kenaikan. Kecuali di tahun 2009 di mana pada saat itu turun dari harga sebelumnya 988 triliun rupiah menjadi 937 triliun rupiah.
Begitupun dengan subsidinya juga, subsidi terendah ada di tahun 2009 sebesar 45 triliun rupiah serta subsidi BBM tertinggi ada di tahun 2015 yaitu sebesar 291 triliun rupiah. Hal utama yang menjadi permasalahan jika subsidi ini terus naik dengan tujuan untuk mengimbangi harga minyak dunia yang naik, dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap alokasi anggaran kebutuhan lainnya, seperti pembangunan, etc.
Dan memang kenyataannya juga menunjukkan hal yang demikian. Sebelumnya memang, pemerintah juga telah membuat beberapa kebijakan dengan cara menaikkan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dari sebelumnya 10% menjadi 11%. PPN menjadi salah satu sumber pendapatan negara dari pajak. Harapannya dengan adanya kenaikan PPN tersebut dapat meningkatan pendapatan negara, sehingga dapat menutupi kekurangan dari belanja negara di tahun-tahun mendatang.
Baca Juga: Bagi-Bagi Beras Gratis untuk Warga Kota Bandung
Akibat Kenaikan Harga BBM
Hingga kini, dampak dari adanya kenaikan harga BBM ini sudah mulai dirasakan oleh masyarakat. Khususnya berkaitan dengan harga kebutuhan pokok. Kondisi demikian tentu dapat menimbulkan efek domino yang luar biasa.
Sebagai bukti, di beberapa pasar tradisional harga sejumlah kebutuhan pokok sudah mulai merangkak naik, diantaranya seperti harga cabai yang naik hingga Rp 10.000. Sementara itu, cabai rawit juga mengalami kenaikan sebesar Rp 15.000. Kenaikan harga yang paling terasa pada komoditas cabai dan sayur mayur.
Imbasnya kenaikan harga BBM ini juga ikut berdampak terhadap rumah makan seperti warung tegal alias warteg. Beberapa resiko harus mereka terima. Meski harga sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan. Beberapa pemilik warteg sampai saat ini masih berusaha untuk mempertahankan harga lama, meski dengan keuntungan yang sedikit agar tidak ditinggal oleh pelanggan.
Menurut Institute for Development of Economics and Finance atau Indef memperkirakan bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM akan mendorong inflasi secara langsung pada bulan September, bahkan dapat membuat inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) naik hingga 7,7 persen.
Sebagaimana dilansir RRI, setelah sepekan BBM naik kebutuhan pokok beras juga ikut mengalami kenaikan. Seperti beras yang berasal dari cianjur yang naik rata-rata sebesar Rp 500 sampai 800. Tergantung dari jenis berasnya juga ya.
Akibat dari adanya kebutuhan pokok yang naik berkaitan dengan kebutuhan pokok yang semakin meningkat lambat laun akan menyulitkan hidup masyarakat. Terutama, bagi mereka yang memiliki penghasilan di bawah rata-rata.
Maka dari itu perlu adanya upaya untuk saling membantu sesama, mungkin Tetangga Baik bisa memulainya melalui program Tetangga Bantu Tetangga berikut.