Bantutetangga.com – Dari tubuh kecil dan usia singkat yang dimiliki Aisyah Maharani selama hidup, tersimpan banyak pembelajaran hidup dan inspirasi yang dipetik oleh banyak orang di sekitarnya.
Ini artikel yang akan berbeda dari artikel lainnya di blog ini karena akan menceritakan kegigihan seorang gadis kecil bernama Aisyah yang memperjuangkan kesembuhannya.
Awal tahun 2021 lalu, Aisyah jatuh dari motor. Peristiwa itu menyisakan bekas benjolan kecil seperti bisul di lututnya. Lama-kelamaan, benjolan itu terasa semakin sakit dan semakin membesar.
“Ayah.. Sakit.. Aargh…” erang Aisyah saat itu sambil menggerak-gerakkan kakinya pertanda rasa sakit yang amat hebat dan membuatnya tak kuat sama sekali.
Mengetahui hal itu, sang ayah cemas dan langsung melarikannya ke dokter setempat. Nekat, padahal saat itu ayahnya sedang tak memiliki banyak uang perbekalan dan hanya mengandalkan BPJS yang dibawanya.
Singkat cerita, Aisyah divonis ada kanker di lututnya yang membuatnya mengerang kesakitan selama ini. Kanker tulang atau Osteosarkoma yang diidap Aisyah memang rentan sekali terjadi pada anak-anak dan remaja yang sedang mengalami fase pertumbuhan tulang.
Karena alur pengobatan yang sangat rumit dan penanganan yang serba terlambat, kanker Aisyah malah bertambah parah.
Ia terpaksa berobat di rumah seadanya dan mencoba upayakan pengobatan tradisional. Padahal saat itu benjolannya semakin besar dan erangan tangisan Aisyah semakin menjadi-jadi. Nafsu makannya turun drastis dan tubuhnya pun semakin kurus.
“Aisyah ingin sembuh, Pak.. Bu.. tolong Aisyah..” rengekan Aisyah terus membuat hati kedua orang tuanya teriris. Bagaimana tidak, saat itu orang tuanya tidak bisa berbuat banyak karena tidak memiliki banyak biaya untuk mempercepat penanganan Aisyah.
Akhirnya, Bantu Tetangga menceritakan kisah Aisyah ini dan mencoba galang dana untuk membantunya. Banyak respon dari Tetangga Baik yang menyemangati Aisyah agar tetap bertahan sampai sembuh. Donasi yang terkumpul juga sampai mencapai lebih dari Rp233 juta. Teringat betapa antusias dan semangat yang diberikan dari Tetangga Baik untuk Aisyah akhirnya menguatkannya untuk terus berjuang.
Pada September 2021, Aisyah mulai menjalani perawatan intensif pertama kalinya dengan bantuan donasi dari Tetangga Baik. Ia mulai menjalani kemoterapi dan mengonsumsi obat-obatan dari dokter untuk meredakan nyeri hebatnya.
Namun, tak berapa lama sejak itu Aisyah dinyatakan harus jalani operasi amputasi kaki karena kankernya sudah terlalu ganas jika menyebar ke organ lain. Saat itu tubuh Aisyah sudah semakin kurus, seperti tulang dibalut kulit. Kanker di lututnya pun sudah mengeluarkan darah dan nanah.
Pada Oktober 2021, kaki kanan Aisyah sudah diamputasi dan ia jalani perawatan di RSUP M Hoesin Palembang. Ia menjalani perawatan intensif agar dapat dipastikan apakah kankernya sudah benar-benar hilang atau menyebar ke organ lain.
Tak hanya sampai di situ, Aisyah masih harus jalani transfusi darah berkali-kali karena kehabisan darah. Lalu dilanjutkan dengan kemoterapi dan terapi jalan.
Saat itu, covid-19 masih marak sehingga proses pengobatan juga lebih ketat dan harus melalui prosedur covid-19. Meski begitu, Aisyah tidak patah semangat dan tetap menjalani prosesnya dengan suka cita.
Berkali-kali kemoterapi, Aisyah mulai kehilangan rambut-rambut indahnya. Wajahnya pun semakin pucat karena HB-nya turun drastis. Tapi sampai di sini Aisyah masih semangat menjalani kemoterapi demi kemoterapi.
Pada Oktober 2022, setelah jalani kemoterapi siklus ke-4, Aisyah jalani fisioterapi sinar untuk pendaftaran kaki palsu barunya.
“Seneng banget.. Semoga Aisyah bisa cepet punya kaki lagi ya..” ucap Aisyah antusias.
Tapi antusias dan senyum ceria Aisyah tak berlangsung lama. Pada November 2022, Aisyah menghembuskan napas terakhirnya dan meninggalkan kisah perjuangan yang begitu hebat kepada kita semua.
Dik Aisyah..
Kamu sudah tidak sakit lagi,
Tuhan lebih sayang padamu,
Tuhan melihat semua perjuanganmu,
Tuhan mengetahui semua rasa sakitmu,
Kamu lebih pantas menjadi bidadari di surga-Nya.
Selamat jalan Aisyah..
Semoga tenang dan bahagia di sana..
Aamiin..
Semoga kisah ini dapat diambil pelajaran untuk kita semua bahwa selama kita diberi kesempatan hidup, kita harus pergunakan sebaik-baiknya dan membawa kebahagiaan untuk sekitar. Untuk para pengidap kanker yang juga sedang berjuang, semangat dan jangan patah semangat ya.
Lebih lengkap perjalanan Aisyah bisa dibaca di sini: