Shalat dhuha adalah shalat yang dilakukan di waktu pagi hari. Sebagian besar umat islam tentu saja familiar dengan shalat dhuha. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang niat sholat dhuha dan tata caranya.
Niat Shalat Dhuha
Dalam kitab hadits arba’in bab 1 dijelaskan tentang niat terlebih dahulu dibanding pembahasan amalan apapun. Ini menandakan bahwa niat sebelum beramal adalah hal yang sangat penting karena niat berhubungan dengan keikhlasan dan tujuan dalam melakukannya.
Adapun lafal niat shalat dhuha dengan shalat 2 raka’at yakni:
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً لِلّٰهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat shalat sunah Dhuha dua rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah Ta’ala”.
Adapun lafal niat shalat dhuha dengan shalat 4 raka’at sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً لِلّٰهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat shalat sunah Dhuha dua rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah Ta’ala”.Adapun dalam pelaksanaan shalat, niat shalat dhuha dilafadzkan secara jelas atau dalam hati bergantung kepada kepercayaan terhadap dalil masing-masing. Bagaimanapun niat adalah amalan di dalam hati, tapi boleh diucapkan agar menjauhkan dari keragu-raguan.
Tata Cara Shalat Dhuha
Setelah niat shalat dhuha, selanjutnya pembahasannya mengenai pelaksanaan shalat dhuha. Pada pelaksanaannya, minimal dilakukan sebanyak dua rakaat dan maksimalnya adalah tanpa batas selama masih dalam waktunya. Adapun dalilnya adalah sebagai berikut.
“Diriwayatkan dari ‘Aisyah, ia berkata; Rasulullah SAW. mengerjakan shalat dhuha empat raka’at dan adakalanya menambah sesukanya” (HR. Muslim).
Adapun tahapan shalat dhuha adalah seperti shalat biasanya, shalat subuh tanpa qunut, yang berbeda adalah niatnya. Runtutan shalat dhuha 2 rakaat yakni:
1. Raka’at Pertama
Pada rakaat pertama, shalat dilakuan dengan berdiri lalu mengucapkan Allahu Akbar atau takbiratul ihram. Takbiratul ihram merupakan salah satu rukun shalat sehingga harus dilakukan.
2. Membaca Do’a iftitah
Bacaan doa iftitah:
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ
Artinya; “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Aku berlindung kepada Allah dari tiupan, bisikan, dan godaan setan”.
3. Membaca Surah Al-Fatihah
Membaca Al-Fatihah harus dilakukan dalam semua shalat termasuk shalat dhuha dan al-fatihah dibaca di setiap rakaat shalat. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam:
“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca surah Al-Fatihah. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, Abu Awanah dan Al-Baihaqi).
Baca Juga: Bacaan Dzikir dan Doa Setelah Shalat Dhuha
4. Membaca surah dalam Al-Qur’an
Setelah membaca surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surah-surah dalam Al-Qur’an. Tidak ada aturan khusus yang mengharuskan membaca ayat tertentu, Tetangga Baik dapat membaca surah apapun yang diinginkan.
5. Rukuk
Rasulullah bersabda:
“Kemudian rukuklah dan thuma’ninah saat rukuk (HR. Bukhari no. 739 dan Muslim no.397).
Bacaan rukuk:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Artinya: “Maha suci Tuhan yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya.“
6. I’tidal
Rasulullah bersabda:
“Kemudian tegakkan badan (I’tidal) dan thuma’ninah” (HR. Bukhari no. 739 dan Muslim no.397).
Bacaan I’tidal:
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
Artinya: “Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang engkau kehendaki sesudah itu.“
Baca Juga: Kapan Batas Waktu Dilarangnya untuk Shalat Dhuha
7. Sujud
Rasulullah bersabda:
“Kemudian sujudlah dan tuma’ninah dalam sujud” (HR. Bukhari no. 739 dan Muslim no.397).
Bacaan sujud:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَىَ وَبِحَمْدِهِ
Artinya: “Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi serta memujilah aku kepadanya.“
8. Duduk di antara dua sujud
Rasulullah bersabda:
Lalu bangkitlah dari sujud (duduk diantara dua sujud) dan thuma’ninahlah dalam duduk. (HR. Bukhari no. 739 dan Muslim no.397).
Bacaan duduk diantara dua sujud:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي
Artinya: “Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rizki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku.“
9. Sujud
Kemudian sujud kembali dan bacaan dalam sujud kedua ini sama seperti sujud yang pertama.
10. Raka’at Kedua
Pada rakaat kedua, semua gerakan sama dengan gerakan pada rakaat pertama termasuk bacaan pada setiap gerakannya, kecuali bacaan suratnya.
11. Tahiyyatul Akhir
Bacaan tahiyat akhir:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ أَللهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، وبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Artinya: “Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Ya Allah aku sampai shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarganya. Sebagaimana Engkau sampaikan shalawat kepada Nabi Ibrahim As., serta kepada para keluarganya. Dan, berikanlah keberkahan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarga. Sebagaimana, Engkau telah berkahi kepada junjungan kita Nabi Ibrahim, serta keberkahan yang dilimpahkan kepada keluarga Nabi Ibrahim. Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Kekal.”
12. Salam
Memberikan salam dengan menengok pada sisi kanan dan kiri.
Pelaksanaan 4 Rakaat
Dalam pelaksanaan shalat dhuha 4 rakaat, bacaan dan gerakan tetap sama. Yang berbeda adalah niat shalat dhuha nya. Ketika pada rakaat kedua tidak ada duduk tasyahud awal melainkan langsung berdiri dan tasyahud akhir berada pada rakaat ke 4.
Demikian pembahasan niat shalat dhuha dan tata caranya, semoga informasi ini bermanfaat bagi Tetangga Baik yang membaca dan dapat mengamalkannya di aktivitas setiap hari.