Inspiratif

Peristiwa Penting di Bulan Safar pada Zaman Rasulullah

peristiwa bulan safar

Safar adalah salah satu bulan dalam kalender Islam yang menempati posisi bulan ke 2 penanggalan Hijriyah setelah Muharram. Shafar sendiri memiliki beberapa arti yakni kosong, kuning dan nama penyakit. Bila diuraikan satu persatu shafar yang berarti kosong maksudnya adalah pada bulan-bulan tersebut banyak kabilah yang meninggalkan rumah untuk berperang atau berpergian jauh dan mengambil harta mereka sehingga menjadi kosong.

Makna kuning sendiri berdasarkan pada musim itu yakni disaat musim kemarau sehingga daun-daun menjadi kuning dan safar berarti penyakit karena pada masyarakat Arab jahiliyah meyakini bahwa adanya penyakit perut pada unta yang menular dari satu unta ke unta lainnya.

Masyarakat Arab jahiliyah memiliki 2 anggapan buruk terhadap bulan Safar, yakni:
Pertama, mereka mengatur-atur bulan ini dengan memajukannya atau memundurkannya. Junadah bin Auf bin Umayyah Al-Kinany dalam sebuah riwayat mengatakan, ”Kita dahulukan Muharam dan akhirkan Shafar ”. Kemudian ketika datang tahun kedua, dia mengatakan, “Kita jadikan bulan haram adalah bulan Shafar dan akhirkan Muharam”.

Kedua, mereka menganggap bahwa bulan Safar adalah bulan yang penuh kesialan. Oleh karena itu, Rasulullah membantahnya karena nasib dan takdir berasal dari Allah bukan dari bulan.

Peristiwa di Bulan Shafar pada Zaman Rasulullah

1. Rasulullah menikahkan Siti Khadijah

Terdapat peristiwa suka cita pada bulan Safar ini di mana Rasulullah menikahi Khadijah binti Khuwailid. Khadijah binti Khuwailid adalah saudagar wanita yang kaya raya. Khadijah adalah wanita yang paling cantik, paling baik nasabnya, dan paling cerdas di antara para wanita di kaumnya. Berawal dari mitra dagang, Khadijah jatuh cinta kepada Rasulullah karena kemuliaan akhlaq dan perilakunya sehingga ia merasa bahwa Rasulullah adalah suami dambaannya. Ia menceritakan perasaannya kepada teman perempuannya Nafisah binti Muniyah dan Nafisah menemui Rasulullah untuk membeberkan rahasia tersebut dan menyarankan mengadakan pernikahan.

2. Rasulullah berhijrah dari Mekah ke Madinah

Peristiwa hijrah Rasulullah meninggalkan Mekah terjadi pada bulan Safar. Kala itu keluar keputusan pembunuhan terhadap Rasulullah, maka Jibril ‘alaihissalam datang memberikan wahyu dari Allah agar meninggalkan Mekah. Kala itu rencana pembunuhan Rasulullah dilakukan pada tengah malam ketika Rasulullah terlelap. Namun, atas peringatan dari Allah, Rasul meninggalkan rumahnya dan meminta agar Ali bin Abi Thalib tidur di kasurnya Rasulullah.

3. Perang Abwa

Dalam shahih Al-Bukhari, perang pertama yang dilakukan umat Islam adalah perang Abwa. Abwa berada di tenggara kota Madinah. Perang Abwa terjadi di bulan Safar dan terjadi kala kedatangan Rasulullah kurang lebih 12 bulan di Madinah. Nabi membawa 200 pasukan yang terdiri atas pasukan infanteri dan pasukan berkuda. Rasulullah menunjuk pamannya, Hamzah, sebagai panglima perang dan Abu Martsad sebagai pembawa panji Rasulullah berwarna putih.

4. Tragedi Raj’i

Tragedi Air mata Raj’I terjadi pada bulan Safar tahun ke-4 Hijriyah. Suku Adhl dan Qarah menemui Rasulullah dan meminta agar mengirimkan orang untuk mengajarkan Islam. Menurut imam Al-Bukhari, Rasulullah mengutus 10 orang sahabat yang dipimpin Ashim bin Umar. Lalu, suku Adhl dan Qarah berangkat Bersama 10 orang tersebut. Setibanya di Ar-Raj’I, mata air suku Hudzail, kedua suku ini bersekongkol untuk menghabisi delegasi tersebut. Sekitar 100 orang pemanah mereka dikejar dan dibunuh.

Kecuali Khabib dan Zaid, mereka dibawa ke Mekah dan dijual. Khabib di jual kepada Abu Sufyan dan dibunuh dengan di salib sedangkan Zaid dibeli Shafwan bin Umayah dan dibunuh karena balas dendam terhadap ayahnya. Orang-orang Qurais mengirim perwakilan agar mengambil sedikit tubuh Ashim, tapi Allah mengirimkan makhluk bayangan hitam berperawakan kecil sehingga terlindungi. Ketika hal ini terdengar ke telinga Umar, Umar berkata, “Allah senantiasa menjaga hamba-Nya yang beriman setelah wafatnya sebagaimana menjaganya semasa hidupnya”.

Baca Juga: 5 Tips Berdonasi Agar Tepat Sasaran

5. Tragedi Bi’r Maunah

Pada bulan dan tahun yang sama, terjadi juga kejadian Bi’r Maunah. Abu Barra dan Amir bin Malik meminta kepada Rasulullah agar mengirimkan sahabatnya mengajarkan Islam ke Najd, tapi Rasulullah mengkhawatirkan keselamatan mereka hingga Abu Barra memberikan jaminan atas dirinya. Lalu, Rasulullah mengirimkan 70 sahabat (dalam kitab ash-shahih).

Sahabat tersebut adalah para Qari. Setibanya mereka di sumur Bi’r Ma’unah, mereka kemudian mengutus Haram bin Milhan (saudara Ummu Sulaim) untuk membawa pesan Rasulullah kepada musuh Allah yang bernama Amir bin Tufail. Dia tak melihat lagi apa isi suratnya, tapi justru memerintahkan seseorang untuk menusuknya dengan tombak dari belakang. Lalu, musuh Allah mengajak Bani Amir membunuh sisanya. Namun, mereka menolak karena perjanjiannya dengan Abu Barra.

Mengembala Ternak

Saat itu ada Amr bin Umayyah adh-dhamri dan Al-Mundzir bin Uqbah sedang menggembala ternak dan melihat burung berputar di atas lokasi tragedi. Melihat tragedi itu, Al-Mundzir menyerang kaum musyrikin dan terbunuh sedangkan Amr tertawan.

Singkat cerita, Amr kembali ke Madinah setelah dibebaskan. Ketika di Qarqarah, dia membunuh 2 orang dari suku Kilab yang telah melakukan perjanjian dengan Rasulullah atas dasar balas dendam terhadap kaum muslimin sehingga Rasul mengganti diyat atasnya.

Dalam kitab ash-shahih dari Anas, dia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakan kebinasaan bagi suku Ri’l, Dzakwan, Lahyan dan Ushayyah yang telah membunuh sahabatnya selama 30 kali setiap hari di setiap shalat shubuhnya. Hingga wahyu dari Allah turun, Rasulullah lalu mengikhlaskannya serta meninggalkan qunut subuh nya selama ini.

Baca Juga: Kapan Waktu Terbaik untuk Tunaikan Sedekah Subuh

6. Perang Khaibar

Kala itu Khaibar adalah pusat dari makar, konspirasi, sumber keonaran, pemicu api peperangan dan sifat orang-orang Khaibar yang juga selalu berusaha ingin menghancurkan Islam. Mereka menghasut Bani Quraizah untuk melakukan penghianatan, melakukan kontak dengan orang-orang munafik dalam Islam yang merupakan musuh dalam selimut yang berusaha membunuh Rasulullah.

Rasulullah pergi dengan pasukannya yang berjumlah 1.400 orang dan 200 pasukan berkuda. Dengan penuh keyakinan, Rasulullah SAW mampu menaklukkan Khaibar yang terdiri dari benteng-benteng terkenal bernama Naim, Qumush, Syiq, dan juga Nithah. Perang tersebut terjadi di tahun ketujuh hijriah tepat pada Bulan Safar.

Sebelum perang, Rasulullah sudah memberi kabar gembira kemenangan. Rasulullah bersabda “Majulah perlahan-lahan sampai kamu tiba di halaman mereka lalu serulah mereka kepada Islam. Beritahu mereka akan hak Allah yang diwajibkan atas mereka. Demi Allah! Jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang melalui dirimu, niscaya itu lebih baik dari pada engkau memiliki unta merah,” (Shahih Bukhari, Bab Ghazwah Khaibar).

Demikian peristiwa-peristiwa penting bulan Safar yang terjadi pada zaman Rasulullah. Semoga tulisan ini dapat membantu Tetangga Baik dalam belajar sepenggal sejarah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Sumber :
https://harakah.id/perang-al-abwa-perang-pertama-nabi-muhammad-saw-yang-jarang-diceritakan/
Sirah Nabawiyah Perjalan Hidup Rasul yang Agung Karya Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri